Jumat, 29 Juli 2011

Emisi Gas Rumah Kaca PT. Freeport di Papua Melebihi Emisi Kota Kantor Pusatnya

Jakarta (14 Juli 2011) Freeport menindas buruh, masyarakat adat, dan lingkungan. Freeport mnengeruk keuntungan di belahan bumi lain yang masih hutan perawan.

Lingkungannya dirusak, sungai Otomona dan Danau Wanagon dijadikan tempat pengaliran limbah tailing sebanyak 291.000 ton kering per hari. Atau sebanyak 44 kali sampah harian kota Jakarta. Lalu aliran sungai Ajwa dialihkan. Daerah aliran semula dijadikan tempat pembuangan limbah seluas 230 km persegi, atau seluas 27 kali wilayah luapan lumpur Lapindo.

Para pemilik saham yang tinggal di negeri-negeri maju menikmati deviden setiap tahun. Sementara Indonesia dibebani kerusakan lingkungan dan emisi gas rumah kaca. Tambang Freeport di Papua tahun 2010 mengeluarka gas-gas rumah kaca setara dengan 6,4 juta juta ton CO2. Berasal dari alat berat tambang, pembakaran bahan bakar untuk proses roasting, smelter dan proses lainnya. Jumlah ini melebihi emisi gas negeri Kamboja (4 juta ton tahun 2005) atau Nepal (3 juta ton). Jumlah inipun melebihi emisi gars rumah kaca kota kantor pusatnya, yakni Phoenix, ibu kota negara bagian Arizona, Amerika Serikat. James R Moffet, sebagai Chairman of the Board menikmati keuntungan tambang dari tambang emas terbesar di dunia, tinggal di kota Phoenix dengan emisi gas rumah kaca 617.000 pada tahun 2008. Atau hanya 9 persen dari emisi yang dikeluarkan tambangnya di Papua.

Pemerintah Indonesia dipaksa mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 21 persen pada tahun 2020. Adalah tidak adil, Indonesia dipaksa mengurangi emisi gas rumah kaca tanpa pengurangan emisi karbon dari operasi tambang Freeport Indonesia.

Agar dapat mengurangi emisnya, PT, Freeport harus mengurangi konsumsi batu bara, operasi alat berat dan fasilitas tambang lainnya. Freeport harus mengurangi jumlah operasi secara drastis. Adalah tidak adil bagi daerah-daerah rentan terkena dampak perubahan iklim, seperti banjir, kekeringan, angin kencang di Indonesia, sementara Freeport tetap mengeluarkan gas rumah kaca dalam jumlah besar.

Disamping gas rumah kaca, tailing, Freeport mencemari lingkungan sekitar dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya. Perusahaan beberapa kali melaporkan terjadi tumpahan oli, pelumas, bahan kimian lainnya setiap bulan. Berikut ini adalah sebagian diantaranya, yang dilaporkan perusahaan. Yang tidak dilaporkan, publik tidak pernah tahu.

Tumpahan pada triwulan III tahun 2010
• 1.541 liter solar tumpah karena human eror.
• 14.000 solar tumpah karena kerusakan pipa.

Tumpahan pada triwulan ke II tahun 2010
• 2000 liter tumpkah bahan kimia reagen OTX 140 tumpah dari bak penampungan karena kerusakan alat

Tahun 2009
• 13.984 liter solar tumpkah karena kesalahan manusia
• 19.000 liter oli tumpah dari bak penampungan.
• 1000 kg bahan kimia (subtek emulsion ) tum pah karena kesalahan manusia
• 3000 liter bahan kimia (amonius nitrat emulsion) tumpah karena kesalahan manusia

Tahun 2008 triwulan ke empat
• 400 liter solar tumlah karena pipa tipis.
• 1.250 solar tumpah karena kerusakan alat
• 2.000 liter oli tumpah karena tank bocor
• 100 liter oli tumpah karena kontainer ditabrak.

Tahun 2008 triwulan ke dua
• 10.075 solar tumpah karena pipa menipis, pipa tertabrak, pipa digergaji
• 1.100 liter oli tumpah .

Tahun 2007 triwulan 4
• 66.450 oli tumpah karena pipa menipis
• 35.668 solar tumpah karena dirusak
• 4000 liter solar tumpah karena pipa menipis
• 53 liter solar sumpah karenakrusakan mesil, so liter tumpah karena Shovel mengenai batu
• 50 liter oli tumpah karena sampungan pipa lepas

Trwilulan pertama tahun 2007
• 4.250 liter solar, pelumas tumpah.

Pada tahun 2009 Freeport melaporkan wilayah tambang dia miliki masih menyimpan 15 milyar ton tembaga, 10 juta kilogram emas. Lingkungan, masyarakat adat, dan pekerja akan terus dihisap oleh PT.Freeport
Indonesia bila hanya melihat cadangan ini sebagai keuntungan semata bagi segelintir orang. Freeport harus mengurangi produksi secara drastis untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar